Ahmad Fairozi* |
Pemudapost- Sudah lebih dari satu dekade sejak digulirkannya reformasi pada tahun 1998 di negeri ini, pergantian presiden semenjak dari BJ Habibi hingga Ir. Joko Widodo juga telah terlaksana dan dilakukan, melalui pemilihan umum masyarakat Indonesia bisa bebas memilih dan menentukan pemimpinnya secara langsung yang menurut kriteria masing-masing masyarakat sesuai dengan keinginan rakyatnya tersendiri tanpa adanya unsur diskriminasi maupun paksaan.
Berbagai perubahanpun dalam perbaikan kualitas demokrasi berlangsung di negeri ini, dibentuknya Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sebagai lembaga independen yang terfokuskan pada pemberantasan korupsi yang telah terbukti kuat dan mampu menjadi ancaman bagi para koruptor, adanya Mahkamah Konstitusi (MK) yang menjamin keberlanjutan dan berjalannya fungsi perundang-undangan di Indonesia, hingga munculnya kubu oposisi dalam pemerintahan maupun di parlemen yang membuat kualitas demokrasi di Indonesia semakin hari semakin masuk dalam kategori kedewasaan berdemokrasi dalam pelaksanaan perpolitikan.
Perilaku perpolitikan yang terbuka dan transparan seperti ini mungkin yang menjadi sebuah harapan dari para faunthing father atau para pendiri negara ini dengan keanekaragaman masyarakat di Indonesia saat ini, melihat bahwa Indonesia sejak Orde Baru (ORBA) menjalankan sistem pemerintahan secara sentralistik yang semuanya terpusat kepada kepala negara dan pemerintah tanpa adanya keterbukaan dalam menjalankan sistem demokrasi yang menjadi dasar serta landasan Undang-undang kita dan itupun berlangsung dengan cukup lama yaitu 32 tahun.
Seiring dengan berlanjutnya tata kelola pemerintahan juga belum semuanya berubah menjadi baik, masih banyak kekurangan yang masih belum optimal dalam pelaksanaannya sehingga sampai hari inipun harus tetap menjadi perhatian banyak pihak untuk tetap mengawasi dan mengevaluasi sitem pemerintahan yang berlangsung, peran secara langsung oleh rakyat serta fungsi pengawasan oleh rakyat terutama pemuda dalam hal ini teramat sangat diperlukan dalam rangka menjunjung tinggi dan tetap melestarikan keterbukaan demokrasi, dengan harapan bahwa dengan adanya peran secara kolektif dan pengawasan secara seksama akan membawa kebaikan pada masa yang akan datang.
Perubahan harus secara linier tetap terjadi demi ketercapaian kesejahteraan oleh rakyat dan untuk rakyat, yang artinya antara pemerintah dengan rakyat bersinergi untuk tetap mengawal keterbukaan berdemokrasi di negeri ini, namun harus diimbangi pula dengan perubahan pada pola pikir, gerakan, karakter hingga pribadi atau individu rakyat terlebih pemuda yang eksistensinya adalah berada pada jenjang pendidikan.
Pemuda saat ini dituntut agar dapat mengeksplor dirinya dengan keaneka ragaman yang ada, artinya dengan kualitas demokrasi yang semakin baik maka perlu adanya diversifikasi gerakan pemuda dalam rangka membangun kemandirian ekonomi yang pada dasarnya adalah untuk menghindari ketergantungan pada sebuah aktivitas atau kegiatan yang stagnan.
Dirasa sangat penting dalam rangka memberikan kontribusi nyata terhadap perbaikan demokrasi, karena dengan semakin baiknya kualitas demokrasi maka dengan sendirinya persaingan kreativitas antar pemuda akan menjadi pesat, karena kualitas demokrasi juga sangat dipengaruhi oleh pembangunan pendidikan dan kemandirian perekonomian rakyatnya terlebih adalah pemuda.
Gerakan pengembangan komunitas berbasis disiplin ilmu, mengkombinasikan antara profesi pemuda berpendidikan yang didapatkan dari jenjang pembelajaran di perguruan tinggi, gagasan secara tertulis dan produk penelitian dengan semangat entrepreneur yang berbasis pada dasar ilmu pengetahuan yang didapatnya saat belajar dalam perguruan tinggi yang kemudian dikenal dengan knowledge base economic serta dikombinasikan pula dengan semangat pengabdian kepada masyarakat yang hal tersebut merupakan kombinasi dari keprofesian – entrepreneurship - pengabdian masyarakat adalah sebuah tawaran pilihan dalam pola gerakan pemuda dewasa ini.
Tentu gerakan pemuda tidak hanya akan terbatas pada tiga gerakan ini saja, melainkan tetap dibutuhkan inovasi gerakan sesuai dengan kebutuhan yang ada, agar pemuda semakin banyak dapat tergerakkan untuk dapat memberikan inspirasi lain kepada masyarakat dalam rangka pembangunan dan peningkatan daya saing pemuda dan bangsa ini.
Perlu di tegaskan bahwa proses transfer nilai keilmuan dengan baik juga harus terus dilakukan agar terciptanya keberlanjutan dalam upaya meningkatkan mutu calon penerus bangsa, karena sangat diperlukan adanya continuous improvement dari gerakan pemuda agar terus berkembang seiring dengan berjalannya waktu.
*Penulis adalah penggagas Gerakan petarung muda di kota malang
Review This Product