Pemudapost -Dalam kurun waktu lebih dari setengah abad lamanya bangsa Indonesia merdeka dari kaum kolonial belanda yang menjajah negeri ini dengan menyatakan diri merdeka setelah mampu mengusir belanda dari tanah air tercinta ini. Namun benarkah kemudian rakyat Indonesia telah merdeka? Itulah kemudian pertanyaan yang kini terlintas dalam fikiran penulis dengan melihat kondisi rakyat Indonesia yang tak kunjung maju-maju.
Dengan pertanyaan diatas kemudian mari kita sama-sama merefleksikan kembali kemerdekaan rakyat Indonesia yang sudah diproklamasikan pada waktu 69 tahun lalu, yang tepatnya pada tanggal 17 Agustus 1945. Bangsa Indonesia diakui oleh beberapa Negara di dunia telah merdeka dari penjajahan yang dilakukan oleh belanda yang kemudian dikenal dengan pemerintahan hindia belanda.
Namun saat ini dengan melihat realitas rakyat Indonesia yang masih menjadi Negara berkembang akan sangat miris bagi kita karena dengan setengah abad lebih bangsa ini merdeka tapi masih belum menjadi Negara maju seperti Negara-negara lainnya. Sungguh nahas melihat kondisi ini, bahwa Negara ini mempunyai banyak Sumber Daya Alam (SDA) yang dapat dikelola dan bahkan menjadi kategori Negara kaya di dunia. dengan disokong Sumber Daya Manusia (SDM) yang mampu untuk mengelola kekayaan ini, sehingga rakyat miskin mampu keluar dari kehidupan yang mencekam dan tentunya akan membawa rakyat sejahtera.
Keadaan saat ini berbanding terbalik dengan kekayaan SDA yang dipunya, malah rakyat ini banyak yang belum sejahtera hidupnya terlebih Negara Indonesia saat ini mempunyai utang luar negeri yang cukup besar, sehingga menjadi sangat lucu dengan keadaan ini. Bukan menyejahterakan rakyat akan tetapi sebaliknya yaitu kemiskinan yang menimpa negeri yang kaya ini. Sungguh sangat aneh dan nyata melihat kondisi bangsa saat ini, sehingga perlunya kita mengevaluasi diri dengan kesadaran bersama demi kemajuan bangsa ini.
Dengan keadaan ini pemangku kebijakanlah yang sangat menentukan kesejahteraan rakyat kedepan, sehingga pengambilan kebijakan tidak hanya menguntungkan oknum tertentu yang mengakibatkan kesengsaraan oleh rakyat, sudah saatnya pemegang kebijakan tidak lagi berpihak kepada asing, dengan kebijakan ekspor bahan mentah, entah tambang, komoditas dan lainnya, begitupun dengan impor bahan jadi. Sehingga kita sebagai rakyat dapat terselamatkan dari kemiskinan dan tentunya mendapatkan kemerdekaan yang sesungguhnya.
Sudah seharusnya kita sebagai bangsa yang besar dengan kemampuan yang luar biasa untuk mengelola SDA oleh bangsa kita sendiri harus segera diwujudkan, entah dengan cara memperbaiki “tatanan system” ataupun dengan melakukan “embargo diri” demi terciptanya masyarakat yang sejahtera yang bermartabat, dengan tidak berpihak kepada asing dengan terciptanya suatu kebijakan yang sudah jelas merugikan rakyat Indonesia.
Kapan Indonesia yang tidak akan melakukan swa sembada dari Negara lain dengan berjuta-juta hektare tanah yang terhampar subur dari sabang sampai merauke dan dapat menghasilkan komodity secara berlimpah? Kalau pemegang kebijakan tidak memihak kepada rakyat maka tinggal hamparan tanah yang luas saja, tidak akan pernah memberikan kesempatan bagi petani dan pekebun terlebih pada rakyat menjadi sejahtera namun kemiskinanlah yang akan dialami. Demikian juga dalam sektor kekayaan alam lainnya seperti tambang dan migas. Maka embargo diri lebih tepat untuk dilakukan jika pemegang kebijakan memang mau menjadikan Indonesia sebagai Negara “kaya” dan maju di dunia.
Maka hal ini yang harus menjadi koreksi kita terhadap pemerintahan sebagai pemangku kebijakan kedepan dalam membangun bangsa dan rakyat yang adil dan sejahtera demi terwujudnya kemerdekaan yang sesungguhnya oleh bangsa dan rakyat Indonesia. Tidak akan pernah terjadi kalau kita sebagai rakyat terlebih adalah pemuda hanya diam dan menyaksikan keadaan ini. Hanya kesadaran bersama yang mampu merubah keadaan ini menjadi lebih baik. (Mh).
*tulisan ini adalah rangkuman dari hasil diskusi kecil bersama teman-teman, para pemuda yang akan menjadi pemimpin masa depan bangsa ini. Salam damai dan sejahtera selalu..!!
Oleh: Ahmad Fairozi
Review This Product