Ironis; Disaat Rakyat Menjerit, Mahasiswa Bungkam

Beberapa bulan lalu pemerintah menurunkan harga jual Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi, namun perekonomian Indonesia terlebih adalah rakyat menengah kebawah tetap menjerit, karena imbas dari harga bahan-bahan pokok mahal, dibarengi dengan melemahnya nilai tukar rupiah terhadap Dolar AS yang tembus 13.000 ribu per dollar sehingga mengakibatkan rakyat makin menderita.

Beberapa hari lalu, tepatnya pada tanggal 28 maret pemerintah kembali menaikkan harga jual BBM bersubsidi, hal tersebut dikarenakan harga minyak dunia mulai naik kembali sehingga perlu untuk menaikkan harga jual BBM bersubsidi, berdasarkan informasi yang didapat dari media televisi maupun online.
Disaat rakyat semakin menderita dengan mahalnya harga BBM bersubsidi ditambah dengan beban harga bahan pokok serba mahal justru mahasiswa seaakan tidak berkutik melihat keadaan, entah karena sudah jenuh atau apalah namanya namun kenyataannya demikian, termasuk penulis yang tidak berdaya untuk melakukan aksi turun jalan, tapi penulis sadari bahwa dengan menulis sebuah kritik terhadap pemerintah dan kita sebagai mahasiswa adalah bagian dari bentuk kepedulian kepada bangsa dan negara yang lagi menderita.
Pemerintah masa kepemimpinan Pak Jokowi seharusnya mampu untuk memberikan alternatif pada rakyat yang lagi menjerit karna menderita, jangan pernah mengabaikan naluri rakyat Indonesia. Mana bukti visi dan misi pada saat kampanye sebelum pemilihan umum tahun lalu?
Sejatinya pemerintah harus dapat berpikir matang sebelum mengambil kebijakan untuk menaikkan harga BBM maupun menurunkan harga BBM, karna bagi penulis justru dengan tidak stabilnya harga jual BBM bahan-bahan pokok kebutuhan rakyat akan tetap mahal, mengapa demikian? Karena penjual maupun pengepul tidak akan mau untuk merugi dalam melakukan usahanya, dengan bahasa lain bahwa pemegang modal tidak akan mau untuk rugi.
Pemerintah jangan mencari aman, pemerintah harus memberikan solusi yang solutif bagi rakyat yang lagi menderita akibat dari sebuah kebijakan yang penulis nilai tidak pro terhadap rakyat. Kebijakan tidak akan pernah menguntungkan rakyat jika pemerintah hanya memikirkan kesejahteraan kelompoknya saja. Ingat presiden adalah representasi dari pilihan rakyat, yang sejatinya membela kepentingan rakyat.
Kita sebagai rakyat memberikan kritikan karna pemerintah seakan seenaknya dalam mengambil sebuah kebijakan dalam menentukan arah strategis serta kondisi perekonomian Indonesia masa depan, ingat bahwa jangan pernah mai-main dengan sebuah kebijakan jika tidak untuk menyejahterakan rakyat.
Jangan bohongi kami wahai pak presiden, kami tidak perlu janji-janji basi, kami hanya ingin bahwa rakyat Indonesia sejahtera.

Oleh: Mawardi Stiawan

Related product you might see:

Share this product :

Review This Product

Hot Articles

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template | Redesigned : Tukang Toko Online
Copyright © 2011. Ayo Belanja.com - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger