Sebutir garam aku bawa dari pulau kecil..
pulau yang menyimpan banyak sakit suka dan bahagia..
pulau pemilik tanah riang dengan seket wajah binar...
yah.... MATARAM.. (madura tanah garam) kata sebagian orang..
pulau yang menyimpan banyak sakit suka dan bahagia..
pulau pemilik tanah riang dengan seket wajah binar...
yah.... MATARAM.. (madura tanah garam) kata sebagian orang..
Bau semangat dari bajakan sawah
merindunya hingga sajakku pun tak kuasa..
inilah aku madura..
putrimu yang terlahir dengan jiwa semangat mencinta..
berbekal sebutir garam dan tanah kering sebagai jimat macopat merantau ke kota sebrang..
sebab engkau adalah aku.. dan aku adalah kalian..
menjadi satu karya dengan skenario yang sama..
madura.. aku titip segala risalah dan resah..
pula tentang kenangan masa kecil.. seketika aku kau manjakan dengan mainan buli dari laut... klereng bundar.. dan karet panjang..
merindunya hingga sajakku pun tak kuasa..
inilah aku madura..
putrimu yang terlahir dengan jiwa semangat mencinta..
berbekal sebutir garam dan tanah kering sebagai jimat macopat merantau ke kota sebrang..
sebab engkau adalah aku.. dan aku adalah kalian..
menjadi satu karya dengan skenario yang sama..
madura.. aku titip segala risalah dan resah..
pula tentang kenangan masa kecil.. seketika aku kau manjakan dengan mainan buli dari laut... klereng bundar.. dan karet panjang..
Madura... daun siwalan sempat aku jadikan timba untuk menikmati garammu dulu...
semasa ayah telaten mengajariku membajakmu dengan kepingan emas.. melewati kelokan dan kepingan jalan yang belum beraspal.
engkau tetap aku..
dan akulah kalian..
hingga madura melebur menjadi sukmaku..
semasa ayah telaten mengajariku membajakmu dengan kepingan emas.. melewati kelokan dan kepingan jalan yang belum beraspal.
engkau tetap aku..
dan akulah kalian..
hingga madura melebur menjadi sukmaku..
Oleh: Nay Juireng Dyah Jatiningrat
Anggota Teater KOPI Unitri Malang.
Review This Product